Perhatian beliau terhadap umat ini sangat jelas dan beliau pun dinyatakan Allah Ta'ala sebagai rahmat bagi sekalian alam karena risalah yang beliau bawa membawa manusia dari kegelapan kepada cahaya. Bukan itu yang dipermasalahkan. Masalahnya adalah:
- otentisitas sejarah sangat perlu dan tidaklah dapat dicapai kecuali melalui riwayat-riwayat yang valid
- penisbatan suatu ucapan kepada Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam adalah perkara besar dan berdusta atas nama beliau diancam dengan sangat keras. Beliau bersabda (yang artinya): "Barangsiapa berdusta atas namaku maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya dari api neraka." (HR. Muslim)
Dari Jundab bin Abdullah Al-Bajali radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata, “Lima hari sebelum Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam meninggal, aku mendengar beliau bersabda (yang artinya):
“Sesungguhnya aku telah meminta kepada Allah agar aku mempunyai khalil di antara kalian, karena Allah telah menjadikan aku sebagai khalil(Nya) sebagaimana Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai khalil(Nya). Seandainya aku (dibolehkan) mengambil seorang khalil dari umatku, tentu aku menjadikan Abu Bakar sebagai khalil(ku). Ingatlah sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan-kuburan para nabi dan orang-orang shalih mereka sebagai masjid-masjid. Ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid-masjid, sesungguhnya aku melarang kalian melakukan itu” (HR. Muslim)
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam berada dalam keadaan sehat, beliau pernah bersabda, 'Sesungguhnya seorang nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga lalu ia dipersilakan untuk memilih.'
Aisyah berkata, "Ketika malaikat pencabut nyawa datang kepada Rasulullah, sementara kepala beliau berada di pangkuan saya, maka Rasulullah pingsan beberapa saat. Tak lama kemudian ia sadar kembali.
Setelah itu, beliau tatap pandangan ke atas sambil mengucapkan, "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Allah Yang Maha Tinggi!"
'Aisyah berkata, "Dengan demikian, Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam tidak memilih untuk hidup lebih lama lagi bersama kami."
'Aisyah pernah berkata, "Saya teringat ucapan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat, 'Sesungguhnya seorang nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga. Setelah itu, ia pun dipersilakan untuk memilih."
'Aisyah juga berkata, "Itulah kata-kata terakhir yang pernah beliau ucapkan, yaitu 'Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku Yang Maha Tinggi." (HR. Muslim)
Semoga dapat bermanfaat. Allahu Ta'ala a'lam.
No comments:
Post a Comment